Sebagian kita mungkin pernah mendapati ada seorang bapak-bapak atau ibu-ibu yang sudah lumayan berumur, namun ia belum lancar mengaji, atau belum paham benar tatacara berwudhu atau shalat sesuai tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian ketika diajak belajar mengaji atau menghadiri majelis ilmu, jawabnya, “Malu saya, ngajinya belum lancar,” “Nggak ah, saya malu,” “Teman-teman sudah pada pinter, saya masih belum,” atau kalimat lainnya.
MENGAPA MALU?
Bapak, Ibu, mengapa malu? Justru kalau tidak dimulai dari sekarang, semakin berumur akan lebih malu lagi. Justru kalau ditunda terus sementara ibadahnya belum bagus, akan lebih malu lagi nanti di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Justru kalau kita tidak belajar dari sekarang, dikhawatirkan meninggal dunia dalam keadaan tidak paham dan jauh dari agama. Oleh karena itu, janganlah kita malu menuntut ilmu, meski umur sudah 40 tahun atau lebih. Marilah kita mulai belajar, meskipun usia sudah tak lagi muda.
BISA BELAJAR BERDUA
Bila malu belajar bersama-sama, Bapak bisa belajar sendiri di hadapan Ustadz atau seorang teman yang lebih berilmu secara empat mata. Sehingga tidak ada yang melihat dan mengetahui. Cukup hal tersebut menjadi rahasia berdua. Jika malu berbuat salah ketika belajar bersama-sama, Ibu bisa meminta waktu kepada tetangga yang lebih pintar atau belajar di depan Ustadzah, sehingga tidak perlu malu karena orang lain tidak akan tahu.
JANGAN MALU SALAH BACA
- Tidak perlu malu kalau salah membaca al-Qur’an, sebab semua orang berpotensi salah.
- Jangan malu jika mengulang dari Iqro’ satu, insyaAllah setelah beberapa bulan akan lancar membaca al-Qur’an.
- Jangan malu jika butuh waktu lama ketika menghafal doa dan bacaan shalat, insyaallah proses yang lama tersebut akan diganjar pahala oleh Allah ta’ala.
Seorang syaikh, ulama, ustadz, guru ngaji dan siapa saja yang sudah lancar tilawah al-Qur’an atau bahkan telah menghafalkannya, pasti dahulunya melewati banyak kesalahan. Jadi, tidak ada alasan untuk malu ketika salah dalam belajar membaca al-Qur’an.
JAUH DARI ILMU KARENA MALU
Mujahid rahimahullah mengatakan:
لَا يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحْيٍ وَلَا مُسْتَكْبِرٌ
Tidak akan menuntut ilmu orang yang pemalu dan orang yang sombong. (HR. al-Bukhari)
Orang yang pemalu, sifat malu menghalangi dirinya dari menuntut ilmu. Sedangkan yang sombong, ia merasa seakan-akan sudah berilmu, jadi tidak membutuhkan ilmu lagi.
MEREKA TIDAK MALU
Aisyah radhiyaAllahu anha berkata:
نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّيْنِ
Sebaik-baik wanita adalah wanita kaum Anshor, sifat malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami ilmu agama. (HR. al-Bukhari)
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنَّهَا قَالَتْ: جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ امْرَأَةُ أَبِيْ طَلْحَةَ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِيْ مِنْ الْحَقِّ، هَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا هِيَ احْتَلَمَتْ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَعَمْ، إِذَا رَأَتْ الْمَاءَ
Dari Ummu Salamah Ummul Mukminin bahwasanya ia berkata: “Ummu Sulaim istri Abu Tolhah datang menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu dari kebenaran, apakah seorang wanita wajib mandi apabila ia mimpi basah?” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Iya, apabila ia melihat ada air.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
KAPAN LAGI?
Kalau tidak dimulai sekarang, kapan lagi? Kalau tidak belajar agama saat ini, maka kapan lagi? Semakin hari umur kita terus bertambah. Setiap hari terlewat berarti jatah hidup kita di dunia semakin berkurang. Di sisi yang lain, kita tidak tahu kapan ajal datang kepada kita. Akan sangat indah, bila pada saat kematian datang, kita dalam keadaan sedang menutut ilmu, dalam rangka mengambil warisan mulia para Nabi dan Rasul alaihimussalam, yaitu ilmu agama.
MALU ADALAH MOTIVASI
Semestinya kita jadikan sifat malu tersebut sebagai motivasi untuk semakin semangat dalam belajar agama. Malu kalau sudah dewasa belum pandai mengaji. Malu sudah berumur di atas 40 tapi belum tahu banyak perkara agama. Malu sudah berkeluarga tapi belum juga memulai mendalami Syariat Islam.
Mari kita terus menuntut ilmu dan mengamalkannya. Semoga Allah memudahkan jalan menuntut ilmu bagi kita dan memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkannya.